Sabtu, 06 November 2010

THE POWER OF KEPEPET

Berikut adalah tulisan yg sy ambil dari bukunya Jaya Setiabudi yg berjudul The Power of Kepepet. Manusia adalah makhluk Allah yg paling sempurna. Sadar atau tidak kita sadari, kita semua adalah seorang juara. Hal itu sudah dimulai dari sebelum kita lahir di dunia. Setelah kita lahir di dunia kita berteriak dengan semangat seolah-olah mau mengatakan bahwa seorang juara telah lahir di dunia. Lalu kita mulai belajar, belajar dan terus belajar tanpa mengenal menyerah. Hal itu dibuktikan dg berhasilnya kita berbicara, berjalan bahkan berlari dan hal-hal menakjubkan lainnya. Sebenarnya kita semua mempunyai peluang yg sama untuk sukses termasuk dalam hal bisnis. Sy berpendapat kita semua bisa atau mampu untuk sukses. Permasalahannya adalah apakah kita mau atau tidak untuk sukses. Mau disini tidak sekedar perkataan di mulut tapi diwujudkan dg berbagai upaya tanpa mengenal menyerah. Segala sesuatu mempunyai harganya masing-masing. Begitu juga dg kesuksesan.
Ok, sy mulai cuplikan beberapa paragraf di buku tersebut.

SEANDAINYA...
...sekarang Anda tidak memiliki uang tabungan. Penghasilan pun kurang dari 5 juta rupiah sebulan. Apakah Anda bisa mendapatkan uang 50 juta, jam 9 esok hari, sebagai modal usaha? Ya, sebagai modal usaha Anda. Nah, saat saya menyampaikan pertanyaan ini kepada peserta seminar, hampir semua menjawab, tidak bisa. Kenapa? Karena mereka mengukur kemampuannya berdasarkan kondisi normal mereka. Taruhlah penghasilan mereka rata-rata 5 juta per bulan, paling banter tabungannya 2 juta per bulan. Maka, perlu 25 bulan untuk mendapatkan 50 juta. So, secara logika hampir mustahil mendapatkan uang sebanyak itu esok pagi, apalagi sekadar sebagai modal usaha.
Lalu, bagaimana reaksi mereka (dan Anda tentu saja) jika pertanyaan itu saya ubah? Nah, simak baik-baik...

Bayangkanlah, malam hari ini, orang yang paling Anda sayangi mendadak sakit keras, demam tinggi dan kondisinya semakin melemah. Kemudian Anda membawanya ke rumah sakit. Setelah pengecekan di UGD, ternyata dia didiagnosis mengidap tumor ganas di otaknya. Dokter mengatakan bahwa ia harus dioperasi besok juga, jika tidak, maka nyawanya akan melayang. Nah, operasi hanya bisa dilaksanakan jika Anda menyerahkan uang tunai sejumlah 50 juta rupiah paling lambat jam 9 esok hari. Bagaimana? Apakah Anda masih akan mengatakan tidak bisa? Mayoritas akan menjawab, "Harus bisa"!

Kenapa? Karena kepepet! Jika tidak, nyawa orang yang Anda cintai akan melayang. Entah dari mana dapat duitnya...

Satu hal yang pasti
Sebenarnya jika dalam kondisi yang kepepet dan tidak diberikan pilihan untuk 'tidak bisa', manusia akan berpikir dan mencari jalan 'bagaimana harus bisa'. Tetapi kenapa sukses, kaya, membahagiakan orang tua atau keluarga, seolah bukan suatu kebutuhan yang mendesak? Padahal, hanya satu hal yang pasti dari uang yang Anda gunakan untuk menyelamatkan buah hati, yaitu HANGUS! Entah, (maaf) meninggal, ataupun rawat jalan, uang itu tidak bisa Anda minta balik. Memangnya ada, rumah sakit yang mau mengembalikan dana perawatan bila pasien tidak berhasil ditangani?! Lain halnya jika uang tadi kita gunakan untuk modal usaha. Ada 2 kemungkinan, bisa untung atau rugi. Kalaupun rugi atau balik modal saja, sebenarnya tetap ada keuntungan yang kita raih. Yup! Pembelajaran.

Percayalah, sesungguhnya manusia telah diciptakan dengan potensi luar biasa, di luar apa yang kita pikirkan. Hanya saja potensi tersebut seringkali keluar pada saat kondisi terdesak. Yah, seperti kisah seorang nenek bisa melompat dari gedung setinggi 5 meter, saat kebakaran. Coba, kalau dalam kondisi biasa, boro-boro melompat 5 meter, melompat 1 meter saja tidak berani. Jadi, semua kembali ke tangan Anda. Menjadi pengusaha, sebagai kebutuhan yang kepepet atau tidak?

MOTIVASI DIKEJAR MACAN
Bayangkan Anda berada di atas gedung kembar bertingkat 10. Jarak antar gedung adalah 10 meter. Di antara gedung itu dibentangkan besi yang hanya selebar kaki, untuk menjembatani kedua gedung. Katakanlah Anda di gedung A, dan sisi lain adalah gedung B. Maukah Anda menyeberang gedung itu melalui sebatang besi tadi? Mungkin Anda pikir, "iseng banget pertaruhkan nyawa tanpa arti!" Betul? Bagaimana jika saya berikan 'iming-iming' hadiah di ujung B, sebesar 1 juta? Masih pikir-pikir ya? Kenapa? Karena tidak sebanding dengan risikonya. Saya naikkan lagi jadi 10 deh. Ehemm, masih kurang gede! Gimana kalo 1 Milyar? Nah, itu baru menarik!
Kondisi kedua, bagaimana jika selain iming-iming 1 Milyar, saya lepaskan seekor macan yang siap menerkam Anda di gedung A? Oops, pasti tambah kencang menyeberangnya.
Kondisi ketiga, bagaimana jika iming-iming 1 milyarnya saya hilangkan, tapi macannya tetap saya lepaskan? Tak usah dipikir lagi kali ya, pasti Anda tetap akan berlari menyeberang juga! Jadi, lebih besar mana pengaruhnya, The Power of Kepepet atau The Power of Iming-iming?

SEKALI LAGI KEKUATAN KEPEPET
Di sebuah kerajaan, seorang Raja yang juga seorang kesatria yang tangguh, mengadakan sebuah sayembara untuk mencari seorang kesatria yang pantas mendampingi putrinya. Sayembaranya sangatlah sederhana, "Barang siapa berani menyeberangi kolam renangnya yang berjarak 20 meter saja, maka akan menjadi pemenang. Hadiah bagi pemenang adalah akan dipersuntingkan dengan putri raja". Siapa yang tidak mau dapat putri raja yang cantik? Cukup hanya dengan menyeberangi kolam. Tunggu dulu..., ada pemberitahuan lainnya. Ternyata, di dalam kolam, ada seekor buaya betina (kalau jantan namanya pakaya) yang sudah 1 tahun tak diberi makan. Siapa berani hayoo?! Padahal ribuan peserta sudah bersiap-siap di pinggir kolam untuk mendapatkan impiannya. Tapi mendadak nyali mereka ciut, setelah tahu bahwa ada buaya yang ikut berenang. Asli, tak ada yang mau menggadaikan hidupnya sekalipun diiming-imingi menjadi menantu raja, yang berarti bisa jadi raja juga kelak.

Sunyi sepi, tak ada yang bergerak. Tiba-tiba terdengar bunyi "byuurrr"! Semua langsung menatap kolam yang berkecipak. Ada dua gerakan yang bergerak sama-sama cepat, saling berkejaran, hingga muncullah seorang pemuda dengan tampang menggigil dan nafas ngos-ngosan. "Selamat! Anda layak jadi menantu saya! Anda betul-betul kesatria!" Raja menyalami sang pemenang. "Apa kiatnya menyeberangi kolam dengan buaya ganas di dalamnya?" tanya sang Raja. Pemuda itu menatap Raja dengan wajah keheranan, lalu menatap hadirin dengan wajah memerah. "Hoii! Siapa tadi yang mendorong saya masuk ke kolam?!" teriaknya lantang dan galak.

Didorong ke kolam, dipaksa mengambil risiko, kepepet mempertahankan hidup yang mengeluarkan kemampuan super kita yang tersembunyi. Tentu saja, siapa yang mau sih dijorokkan (diceburkan) dan harus menanggung risiko? Namun dalam kehidupan, dijorokkan adalah suatu kiat/kebutuhan kita menuju sukses. Jika tidak, maka kita akan berjalan di tempat dalam zona nyaman kita saat ini.

Memang 3 kisah di atas mungkin bukan kenyataan tapi bukan tidak mungkin hal tersebut diwujudkan dan bisa saja memang sudah pernah ada cuma kita tidak mengetahuinya. Tapi yang paling penting adalah hikmah yang bisa kita petik dari kisah tersebut. Seperti di awal tulisan ini, saya katakan bahwa sebenarnya kita semua diciptakan sebagai pemenang. Masalahnya adalah apakah kita mau memanfaatkan kemampuan kita yang sebenarnya. Jadi intinya adalah bukan bisa atau tidak bisa tapi mau atau tidak mau. Untuk itu kita perlu belajar, belajar dan selalu belajar tanpa mengenal menyerah.

Keterbatasan Anda, baik fisik maupun mental, didasarkan pada program-program yang diberikan oleh Anda sendiri dan dunia luar kepada pikiran bawah sadar Anda. Ketika Anda memegang kendali dan memutuskan apa yang akan dan tidak akan mempengaruhi Anda, maka Anda akan mendapatkan kembali kekuatan Anda dan mulai mengalirkan potensi Anda yang sebenarnya.

Seseorang yang memiliki cara berpikir positif, maka akan terus menghasilkan buah pikiran yang positif pula, sekaligus menghimpun harapan, rasa optimis dan daya cipta. Dengan demikian dia akan menggerakkan dunia sekitarnya secara positif pula. Sebagai akibatnya, sangat besar kemungkinannya bahwa dia akan mendapat hasil yang positif bagi dirinya.

Banyak alasan untuk mendapatkan kegagalan tapi hanya satu alasan yang dibutuhkan untuk mendapatkan kesuksesan yaitu TIDAK ADA ALASAN.

Perjuangan, kegagalan dan kesuksesan adalah satu paket yang tidak bisa dibeli terpisah. Jalani perjuangannya, bangkit dari kegagalannya dan miliki KESUKSESANNYA.

Semoga tulisan ini bermanfaat buat kita semua. Amin.

Jika Anda ingin sharing dan berbagi (misalnya ilmu yang bermanfaat) silahkan sms/telp ke nomor hp saya yakni 085649771911 atau 081330193839. Terima kasih.
FB: thegooh.setyo@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar